ME-RAMADHAN- KAN DIRI SEPANJANG TAHUN
Oleh : Drs. H. Sholikhin Jamik,SH.MH.*)
Mulai hari Senin tanggal 6 Mei 2019 seluruh orang yang beriman kepada Allah SWT. Melaksanakan ritual puasa. Sudah berapa kalikah kita menunaikan ibadah puasa Ramadhan ?. tentu tak terhitung jumlahnya karena rukun Islam yang ketiga ini merupakan rutinitas wajib yang pasti datang setiap tahun. Agar mempunyai makna lebih, setiap muslim seyogjanya berusaha memperbaiki dan meningkatkan kualitas ibadah puasa untuk menggapai predikat taqwa. Tak hanya merasakan dahaga dan lapar, tetapi juga mampu meningkatkan kualitas kedekatan diri kepada Allat Swt, menyucikan diri dan membangun kesalehan sosial.
Puasa yang secara lahiri menahan haus dan lapar, sedang secara batin menahan hawa nafsu. Kata Fakhruddin al-Razi dalam tafsirnya Mafitihul Ghaib, bahwa “Cahaya ketuhanan tak pernah redup dan sirna, namun nafsu syahwat kemanusiaan sering menghalanginya untuk tetap menyinari sanubari manusia”. Dan puasa satu-satunya cara untuk menghilangkan penghalang tersebut. Hanya puasa yang mampu membuka keterbukaan ruhani.
Puasa Ramadhan methoda yang di tetapkan Allah Swt. untuk menguji hambanya dalam pengendalian nafsunya, serta memberikan kesempatan kepada kalbu untuk menembus wahana kesucian dan kejerniahan jiwa. Luqman hakim mensehatkan pada anaknya : “ Wahai anakku, manakala perutmu kenyang, maka tidurlah fikiranmu, sirnalah kecerdikanmu dan anggota tubuhmu enggan beribadah “, Ali bin Abi Thalib R.a. juga berkata “ Manakala perutmu penuh, maka kamu adalah orang lumpuh “, Sahabat Umar bin Khathab menambahkan “ Barangsiapa banyak makannnya, maka ia tidak akan merasakan kenikmatan dzikir kepada Allah Swt.
Kesuksesan dalam puasa yang mendapat predikat manusia bertaqwa, kuncinya terletak pada kebiasaan sehari-hari. Apakah bisa mulai bulan Syawal hingga Sya”ban selalu me-Ramadhan-kan diri dengan tidak rakus terhadap makanan, tidak serakah terhadap harta, tidak berlebihan dalam memperturutkan hawa nafsu, tidak membiasakan diri berbohong, tidak suka menipu, tidak memperturutkan amarah, dan sebagainya.
Kegagalan orang yang berpuasa terjadi apabila tidak mampu melatih mengendalihan diri dari segala godaan duniawi, di samping gagal juga terasa berat dalam menjalani puasa Ramadhan. Sekedar melihat warung makan yang sedang buka saja, sudah dianggap sebagai godaan yang cukup berat. Apalagi kalau ujian itu berupa godaan nafsu syahwat, bias-bisa berpuasanya di gadaikan.
Bersyukurlah bagi kaum muslimin yang menyadari dan memanfaatkan sebaik-baiknya dengan adanya bulan latihan ini. Hanya orang-orang yang sabar yang bisa melewati Ramadhan dengan sabar pula. Mereka yang terbiasa berkata jujur dan tidak perturutkan amarah, yang bakal mampu menghiasi Ramadhan dengan perkataan jujur dan tidak mudah marah
Dan merugilah orang-orang yang melewatkan bulan latihan begitu saja, sehingga ketika Ramadhan tibapun yang diisi dengan berkeluh kesah dan melupakan dzikir. Bila itu terjadi Ramadhan hanya dipenuhi orang-orang yang sibuk berkeluh-kesah sambil bersu”udzan menyalahkan orang lain karena dianggap sebagai pengganggu orang yang berpuasa. Selamat berjihad untuk kesuksesan berpuasa !.
______________________________
* ) Panitera Pengadilan Agama Bojonegoro Jawa Timur
Berita Terkait: